COVERBOTHSIDE – video seorang ustadz di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) yang menolak dievakuasi saat terjadi erupsi Gunung Semeru pada Minggu, 4 Desember 2022 viral di media sosial Twitter.
”4 Desember 2022, Ponpes yang ada di Supiturang tidak mau dievakuasi, padahal berada di zona merah,” demikian keterangan dalam video yang diunggah sejumlah pengguna Twitter.
Dalam video berdurasi 1.33 detik itu, terlihat awalnya tim gabungan dari sejumlah instansi tersebut berkeliling melakukan evakuasi terhadap warga yang masih berada di zona merah saat Gunung Semeru memuntahkan Awan Panas Guguran (APG).
Namun, saat tim gabungan mendatangi sebuah Ponpes, seorang ustad menolak dievakuasi. Bahkan, ustadz tersebut mengaku bisa mengamankan dirinya sendiri, begitu juga santrinya yang disebutkan berjumlah 15 orang.
”Saya berterima kasih. Tapi, kalau masalah-masalah ini, saya bisa,” kata ustadz tersebut kepada tim gabungan yang hendak melakukan evakuasi dirinya beserta santri-santrinya.
Atas respon penolakan dari ustadz tersebut, tim gabungan pun pergi dengan mengatakan kepadanya bahwa tidak akan ada tuntutan apapun jika kedepannya terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
”Mboten purun ngeh (tidak mau dievakuasi). Berarti, tidak ada tuntutan apapun ngeh (jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan),” tegas tim gabungan yang kemudian dijawab oleh sang ustadz bahwa semua yang terjadi adalah tanggung jawabnya.
Sebagaimana diketahui, Gunung Semeru memuntahkan APG kembali pada Minggu, 4 Desember 2022 sejak pukul 02.46 WIB dengan jarak luncur teramati mencapai hingga 13 kilometer ke arah tenggara.
Atas terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM pun menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Baca Juga: Update Erupsi Gunung Semeru: Status Aktivitas Gunung Semeru Naik Jadi Level IV (Awas)
Untuk itu, PVMBG menghimbau kepada masyarakat agar tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak, dan sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 km dari puncak.
Sampai saat ini, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 2.489 warga pun mengungsi di 17 titik pengungsian yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Lumajang.***
Artikel Terkait
Mitigasi Bencana Erupsi Semeru, UB Kembangkan IoT Berbasis GIS di Pronojiwo, Lumajang
Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Masyarakat Dihimbau Mewaspadai Potensi APG hingga Lahar di Aliran Sungai
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Kolom Abu Teramati Mencapai 1.500 Meter
Update Erupsi Gunung Semeru: APG Masih Terus Berlangsung, Terjadi 8 Kali Gempa Letusan
Update Erupsi Gunung Semeru: Awan Panas Guguran Masih Berlangsung, Jarak Luncur Hingga 11 Km
Update Erupsi Gunung Semeru: Status Aktivitas Gunung Semeru Naik Jadi Level IV (Awas)
Update Erupsi Gunung Semeru: 1.979 Jiwa Mengungsi di 11 Titik Pengungsian
CEK FAKTA: Benarkah Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Dapat Menyebabkan Tsunami di Jepang? Ini Faktanya
Status Gunung Semeru Naik Jadi Level IV (Awas), Bagaimana Gunung Api yang Lain? Simak Data PVMBG Berikut Ini
BNPB Bantah Erupsi Gunung Semeru Dapat Menyebabkan Tsunami di Jepang, Ini Alasannya