COVERBOTHSIDE.COM – Gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022 meninggalkan duka yang mendalam. Sebanyak 600 orang dilaporkan meninggal dunia dan 59.889 rumah rusak akibat bencana alam tersebut.
Saat ini, sudah 50 hari lebih pasca gempa Cianjur terjadi. Namun, kondisi para penyintas masih memprihatinkan. Mereka yang rumahnya rusak sedang hingga berat masih bertahan di pengungsian terpadu, namun ada juga sebagian yang memilih kembali ke rumahnya.
Para penyintas gempa Cianjur yang memilih kembali ke rumahnya ini karena belum adanya kepastian kapan akan menempati bantuan rumah. Sehingga, mereka berinisiatif dengan mendirikan tenda darurat secara mandiri.
Baca Juga: Peringatan Dini! Cianjur, Jember, Kutai Kartanegara, dan Kendal Waspada Banjir pada Selasa, 17 Januari 2023
Disisi lain, kondisi para penyintas gempa Cianjur saat ini juga mengalami kesulitan akses air bersih dan keterbatasan fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang layak. Khususnya di Kampung Kemang Wetan, Tapos, Cigambreng, dan Mumunggang.
Kondisi tersebut merupakan temuan dari GUSDURian Peduli yang mendampingi para penyintas gempa Cianjur sampai saat ini. Karenanya, GUSDURian Peduli pun telah mengupayakan berbagai bantuan, seperti membagun shelter atau tenda darurat yang layak, pipanisasi dan MCK.
Berdasarkan data dari GUSDURian peduli, total ada 121 unit shelter di 6 kampung yang telah dibangun. Rinciannya, di Kampung Pasir Tunagan 41 unit, Kemang Wetan 11 unit, Buni Pasir 16 unit, Rasid 15 unit, Pawenang 21 unit, dan Tapos 17 unit.
Baca Juga: Tinjau Penanganan Dampak Gempa Cianjur, Wapres Tegaskan Pembangunan Hunian Tetap Segera Dituntaskan
Sementara, untuk jumlah penerima manfaat dari pembangunan shelter ini total sebanyak 600 jiwa. Rinciannya, di Kampung Pasir Tunagan 208 jiwa, Kemang Wetan 50 jiwa, Buni Pasir 84 jiwa, Rasid 100 jiwa, Pawenang 86 jiwa, dan Tapos 72 jiwa.
Koordinator Penanggulangan Bencana GUSDURian Peduli, Wahyu Sugeng Triadi, mengatakan pembangunan 121 shelter tersebut tidak hanya dilakukan oleh relawan, melainkan juga melibatkan para penyintas gempa Cianjur.
Menurut Wahyu, dilibatkannya para penyintas gempa Cianjur tersebut karena setiap intervensi yang dilakukan oleh sayap kerja kemanusiaan dari Jaringan Gusdurian Indonesia ini berbasis partisipatif, gotong royong, adaptif dan berkearifan lokal.
Baca Juga: Bukan Sesar Cimandiri, BMKG Ungkap Pemicu Gempa Cianjur adalah Sesar Cugenang
Artinya, kata dia, setiap kerja-kerja kemanusian GUSDURian Peduli dalam merespon bencana alam gempa Cianjur ini dilakukan berdasarkan musyawarah dan keputusan bersama dengan para penyintas.
Wahyu mencontohkan salah satu upaya tersebut yakni dengan membentuk Tim Kampung Siaga Bencana di RT 02 Kampung Pasir Tunagan, RT 04/05 Kampung Kemang Wetan, Kampung Buni Pasir, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang.
Dibentuknya Tim Kampung Siaga Bencana tersebut, kata dia, bertujuan untuk mengorganisir para penyintas gempa Cianjur agar dapat mengelola tanggap darurat hingga pemulihan secara mandiri.
Artikel Terkait
Tahap Pertama, Pemerintah Bangun 200 Huntap bagi Warga Terdampak Gempa Cianjur
Kementerian PUPR Target Pembangunan 200 Rumah bagi Warga Terdampak Gempa Cianjur Selesai Akhir Januari 2023
Presiden Tegaskan Rehabilitasi Sekolah dan Fasilitas Sosial Terdampak Gempa Cianjur akan Segera Dimulai
Belajar dari Gempa Cianjur, DPR RI Sebut Kurikulum Bencana Harus Jadi Bagian Penting dari Revisi RUU Sisdiknas
Tepati Janji, Presiden Jokowi Serahkan Bantuan kepada Warga Terdampak Gempa Cianjur Hari Ini
Bantuan Kepada Warga Terdampak Gempa Cianjur Ditambah, Pesan Presiden: Jangan Berubah Jadi Sepeda Motor
Rusak Berat akibat Gempa Cianjur, Presiden Instruksikan Pembangunan SDN Sukamaju 1 Selesai 3 Bulan
Update Gempa Cianjur, BMKG Mencatat Ada 406 Kali Gempa Susulan Hingga Jumat, 9 Desember 2022
Bukan Sesar Cimandiri, BMKG Ungkap Pemicu Gempa Cianjur adalah Sesar Cugenang
Tinjau Penanganan Dampak Gempa Cianjur, Wapres Tegaskan Pembangunan Hunian Tetap Segera Dituntaskan